Memutar waktu? Aku Belum Siap

Lanjut lagi dari postingan sebelumnya. Soal, memutar waktu.

Ah, November ini. Sudah separuh saja. Postingan sebelumnya membahas soal memutar waktu. Yang dimaksud adalah penanda waktu. Mana ada yang bisa menghentikan laju waktu. Walau ada lirik lagu "and when you smile the whole world stop and stare for a while..." coba tebak lagunya siapa? Yap, Bruno Mars- Just the Way You Are. Pernah baca juga di novelnya bang Tere, kurang lebih seperti ini "Ketika dia tersenyum, seluruh kegiatan di sekitarnya terhenti hanya karena ingin melihat senyumnya". Itu fiksi guys, kalau bener dunia akan berhenti saat sesorang tersenyum, mintalah dia untuk tersenyum terus. Garing.  

Jam, adalah tanda. Jarum jam lebih tepatnya. Kalau jam saja tanpa jarum apa jadinya? Bakal jadi waktu rahasia dong. R: rahasia. OOT (Out of Topic) dikit ya, pernah ada teman bilang kalo BBMmu di R doang, berarti dia balas tapi sifatnya rahasia. Back to topic. Pernah nggak, denger atau baca cerita kalau orang jaman dahulu itu penanda waktunya pakai matahari dengan melihat panjang atau pendek bayangan benda yang terkena sinar matahari? Sering juga disebut jam matahari. Jam ini dikenal sejak jaman Babilonia sekitar tahun 2000 SM (http://www.kidnesia.com/

Bayangan panjang menandakan hari baru dimulai atau pagi hari. Semakin pendek bayangan, semakin siang. Panas. Tapi, raoleh sambat.  Hingga akhirnya bayangan kembali menjadi panjang, dan pertanda hari segera malam. Teletubies berpamitan.  Kalau sudah malam, jelas, matahari tidak bersinar lagi, akan diantikan lembutnya sinar rembulan. *tsaaah

Jam matahari ini juga bisa dijadikan sebagai penanda waktu sholat. Udah pernah denger kan? Walaupun aku juga belum baca. Hihi ^^v. Setelah aku melirik dan membaca di web (http://simbi.kemenag.go.id/sihat/berita/detail/) ternyata pakainya ilmu astronomi. Pakai derajat lintang dan sebagainya. Aku tak membaca dan memahami dulu ya,,, Hihi... belum bisa nulis di sini. Maafkan, takut salah ilmunya nanti kalau belum tahu yang sebenarnya. :) 

Sebenarnya, tulisan ini adalah refleksi dari kegundahan dan keinginan untuk memutar waktu. Tetapi, setelah dipikir, dikaji, dan direnungkan ulang, aku belum siap dengan perputaraan waktu. Kemarin yang dimaksud hanya semata-mata memutar jarum jam atau penanda waktu saja. Tapi, coba, penanda waktu yang paling kuno dan selamanya, matahari bukan?. Bayangkan saja jika dia diputar balik atau di freeze. Aku belum siap dengan apa yang akan terjadi jika dia berputar dari barat ke timur. 

Aku belum siap dengan bekal akhiratku. Masih banyak yang perlu dibenahi, dipersiapkan sebanyak-banyaknya untuk menghadapi perputaran waktu yang sesungguhnya. Dia Maha Pemilih Segalanya. 

Jam Matahari Terbesar di Indonesia - gedung Puspa Iptek, kota Baru Parahyangan, Bandung


Bayangan oleh sinar matahari


Komentar

Postingan populer dari blog ini

Menerapkan Meritrokasi dalam Pendidikan di Indonesia, Siapkah?

Dirampas Kenangan

Merdu Rindu