Memilikimu, Keangkuhanku. Waktu

Waktu tidak akan berjalan mundur. Kecuali, jammu mbok walik.  Kemarin sempat ngetweet gitu, tapi belum dipraktekkan. Sama saja, ketika ada teman yang mempraktekkan dan belum berhasil, aku baru mencoba. Gimana caranya jarum jam ini bisa jalan dari kiri ke kanan ya? Baru berpikir begitu. Ternyata, premis pertama terpatahkan sendiri. Malik jam, yang dimaksud di awal adalah membalik arah jarum jam agar penanda waktu ini berjalan mundur. Dan ini hanya bisa dilakukan oleh tukang servis jam. Bhay! Kesimpulannya adalah: yang pandai memutar waktu bisa jadi bapak/mas/ibu/mbak servis jam. (Waktu, re: penanda waktu)

Waktu tidak akan berjalan mundur. Tapi harapan baru selalu ada. (Rangga). Sudah nonton miniseri AADC yang di LINE kan? Nhah itu.  Ngenes lihat bulan November udah dua digit saja. Duh. Progress skripsi sampe mana? Lupakan. Maksude ndang diselesaikan. Semua memiliki waktu yang sama bukan? Terkadang ada yang merasa waktu 24 jam kurang, ada juga waktunya yang turah-turah sampai bingung mau ngapain, ada juga yang waktunya habis buat apa entahlah tahu-tahu sudah sore, tahu-tahu dah malam, kadang sudah pagi lagi. Ayam sudah bangun.  Yang sudah berlalu, tidak akan kembali. Tapi kita selalu punya yang baru.

Selalu angkuh dengan apa yang kita punya. Selalu merasa kalau waktu esok ada lagi untuk kita. Manusia. Akibatnya nanti, nanti, nanti, sik ah, sik ah, sampe ganti hari lagi, ganti minggu, ganti tahun mungkin. Ya kalau masih diberi kesempatan, kalau nggak?  Ini kerasa banget apalagi setelah kuliah semester 6. Kalau tanya tugas ke teman, jawabannya kebanyakan aku belum. Padahal teman-temanku dulu  nggak kaya gini. Mereka suka mengerjakan di awal waktu. Lambat laun, sering merasa pura-pura lupa kalau ditanya tugas oleh dosen. Ah masa kuliah yang indah. Haha Hmmmm.. njuk yowes. Deadliner.

Malas dan menunda. Perlu bukti? Nih, konkrit kalau ini. Mau posting di blog sejak awal November lalu, baru sempat posting di waktu dua digit ini. Skripsi? Itu nyata tapi semu juga, karena nggak tak posting di blog ini. Haha. Takutnya ngehoax.

Aku tahu, ngomong gampang. Hihi. Tapi, paling tidak kita refleksi diri dengan apa yang sudah dilakukan, bahkan yang disia-siakan. Dalam sebuah hadist Rasulullah SAW bersabda: Ibnu Asahir r.a meriwayatkan Nabi SAW bersabda, “Bekerjalah untuk duniamu seolah-olah kamu akan hidup selama-lamanya. Dan bekerjalah untuk akhiratmu seolah-olah kamu akan mati esok hari.” HR Muslim.

Demi masa. Sesungguhnya manusia berada dalam kerugian. Kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan kebijakan serta saling menasehati untuk kebenaran dan saling menasehati untuk kesabaran. (Q.S. Al-Asr: 1-3)

Tidak perlu dijelaskan, karena setiap kita pasti punya cara pandang masing-masing dalam menafsirkan baik tanda, keadaan, situasi, bahkan hadist dan dalil Al-Qur'an. Yakin denga apa yang kamu yakini benar saja. 

Pada akhirnya, kita hanya bisa evaluasi baik buruk yang sudah berlalu, dan memulai kebaikan di kemudian hari. Waktu milik kita, namun Yang Maha Kuasa pemilik segalanya. Semoga selalu diberikan keberkahan atas kebaikan yang kita lakukan. Selamat pagi, selamat memulai hari. J

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Menerapkan Meritrokasi dalam Pendidikan di Indonesia, Siapkah?

Dirampas Kenangan

Merdu Rindu