Kamu hanya butuh teman ngobrol kan?

Sebenarnya aku tidak ingin jadi orang sok tahu ataupun pura-pura tahu. Tidak, bukan itu maksudku. Mau bagaimana saya menerkanya, kalau jelas-jelas kamu menggiringku ke topik yang sedang ingin kamu bicarakan. Kamu cuma butuh teman ngobrol kan? Sebenarnya, update-an statusmu di sekian banyak sosmed itu cuma berharap minta ditanggapi bukan? Ah aku ini, lagi-lagi nyinyir dan sok tahu. Hidup ini tak jauh-jauh dari nyinyirin orang, nyinyirin orang nyinyir, nyinyirin orang nyinyir yang lagi nyinyirin orang. Nyinyir melambai. Komplit. Tapi semua bisa diminimalisir, manut kitanya mau bagaimana.

Jauh dari keinginan untuk nyinyir lewat tulisan ini, tiba-tiba kamu datang dengan topik lain yang mungkin memang sedang membuncah di kepalamu. Jauh dari topik yang dibicarakan sebelumnya. Kamu ulangi lagi, dan lagi. Begitu terus sampai aku kadang sudah tahu apa yang akan aku dengar. Kamu hanya butuh teman ngobrol kan?

Semua orang memang ingin didengarkan. Tanpa dibantah, terkadang. Tapi, namanya juga manusia. Kadang aku juga ngomongnya sama benda-benda mati di sekitarku. Biar nggak diprotes. Ada yang jauh-jauh berkunjung hanya minta untuk didengarkan. Menyuarakan segala yang tidak bisa diungkapkan dengan tulisan. Tapi, kamu hanya butuh teman ngobrol kan?

Lagi, lagi. Betapa orang yang mendengarkan itu benar-benar meluangkan waktunya untukmu. Berterima kasihlah. Sampai terkadang dia lupa dengan apa yang diceritakan. Lain dengan si pendengar sampai hafal bahkan setiap kata yang didengarkan.  Kamu hanya butuh teman ngobrol kan?

Analoginya begini, jika aku punya apel, kamu punya apel, dan kita menukarnya, kita hanya akan punya satu apel masing-masing. Tapi, jika kamu menyuarakan pikiranmu, pun dengan aku, kita akan mempunyai dua pemikiran yang berbeda. Begitu bukan? Jadi, kamu hanya butuh teman ngobrol kan? 


Komentar

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Menerapkan Meritrokasi dalam Pendidikan di Indonesia, Siapkah?

Dirampas Kenangan

Merdu Rindu