Titip Rindu Buat Ibu

Ibuku yang luar biasa tangguh,
Tak ada kata yang mampu melukiskan perjunganmu untuk keluarga ini. Kasih sayangmu yang terus mengalir bak air jernih di sungai seberang sana. Kau begitu tangguh dalam mencurahkan kasih sayangmu, walau engkau harus membanting tulang untuk keluarga pula. Darimu aku belajar untuk tidak mudah menyerah dalam menghadapi apapun.

Ibuku yang selalu sabar,
Entah setinggi gunung apa dosa dan kesalahanku padamu yang telah kuperbuat selama ini. Perkataan, perbuatan, tingkah lau, tindak tanduk, semuanya. Malas mandi sore, malas bangun pagi, suka menunda-nunda permintaanmu, kadang nggak nurut, suka nggak sabar kalau ibuk minta diajari ngetik atau ngeprint. Engkau selalu sabar menghadapi tingkah anehku. Meski jengkel, kadang marah, engkau selalu memaafkan kesalahan-kesalahnku bahkan sebelum aku sempat meminta maaf. Darimu, aku belajar untuk bersabar.

Ibuku yang cantik dan selalu tersenyum dalam perih sekalipun,
Senyum kasihmu selalu tercurah bak waktu yang tak pernah berhenti berputar. Kasih sayangmu tak pernah alpa menyambutku bahkan sejak aku terbangun sampai aku tidur kembali. Sejak aku di dalam kandunganmu sampai sekarang ini. Sejak aku masih hidup dirumah hingga aku di tanah rantau ini. Senyum ramahmu selalu menyambutku ketika aku mudik dari rantau, walau kadang aku pulang dengan rasa kesal karena bapak jemput telat. Darimu, aku belajar makna saling mengasihi dan menyayangi.

Ibuku yang berjiwa besar,
terkadang hidup ini tak seindah cerita di dongeng-dongeng majalah Bobo, majalah Kuncung yang dulu selalu kau belikan untukku. Tak seperti cerita di novel yang sering kubaca, tak seperti cerita di film-film yang terkadang kita tonton bersama. Banyak lika-liku kehidupan ini yang bahkan akupun belum mengetahuinya. Banyak tantangan dan cobaan dalam hidup. Tapi engkau selalu menghadapinya dengan lapang dada, penuh kesabaran, dengan jiwa yang besar engkau selalu mepertimbangkan setiap langkah yang akan kauambil. Darimu, aku belajar bagaimana menghadapi masalah-masalah dalam hidup.

Ibuku yang kuat,
Jika aku mau membalas seluruh kasih sayangmu, aku jual sawah dan rumah kita juga nggak bakal cukup. Aku juga takut nanti kalau aku jual kita makan apa. Kita tinggal dimana :D..
Aku hanya berdoa kepada Allah, semoga Ibuku selalu dalam lindunganNya, diberikan kesehatan, dilimpahkan rejeki yang barokah, selalu dinaungi kebahagiaan, selalu mendapatkan limpahan rahmat dan karuniaNya.

Ibuku yang selalu mengerti aku,
Walau hari ini aku pulang, aku tetap rindu padamu, sealu rindu belai kasihmu. Ibuku perawat yang cantik, Ibuku Koki yang handal, Ibuku Guru yang hebat, you are my Hero!!

Tidak ada hari ibu buatku,  karena setiap hari adalah hari ibu.



peluk cium dari Nanda


Umi Sholihah

Yogyakarta, 22 Desember 2014

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Menerapkan Meritrokasi dalam Pendidikan di Indonesia, Siapkah?

Dirampas Kenangan

Merdu Rindu