Pengertian Meritrokasi Meritokrasi merupakan sebauah kata yang berasal dari kata merit atau manfaat, meritokrasi menunjuk suatu bentuk sistem politik yang memberikan penghargaan lebih kepada mereka yang berprestasi atau berkemampuan ( wikipedia.com ). Menurut Amir Hasan Dawi (2002) dalam bukunya yang berjudul ‘Penteorian Sosiologi dan Pendidikan’, meritokrasi adalah satu pandangan atau memberi peluang kepada orang untuk maju berdasarkan meritnya, yakni berdasarkan kelayakan dan kecakapannya atau kecemerlangannya. Istilah meritokrasi pertama kali digunakan oleh Michael Young pada tahun 1958 dalam bukunya Rise of the Meritocracy . Dalam buku itu, mengisahkan tentang status di masyarakat ditentukan oleh IQ serta usahanya. Akhirnya, sistem meritokrasi mengarah ke revolusi sosial di mana massa menggulingkan elit, yang telah menjadi sombong dan terputus dari sentimen publik. Meritokrasi di Era Globalisasi Di jaman yang semakin modern ini, di era globalisasi, semua aspek kehidu
Di tempat yang sama, dengan orang yang sama, waktu yang berbeda. Tapi kenangan tetaplah kenangan. Tidak bergeser sesentipun. Masih dengan pemandangan yang sama, Merapi dan Merbabu megah tak berpancang. Sama dengan pemandangan yang pertama kali kulihat ketika aku keluar dari kamar kos setelah siuman di pagi hari, Samirono Baru 54 C, Yogyakarta. Surakarta Hadiningrat. Tanah rantauku tiga tahun yang lalu. Selalu menawarkan aroma rindu. Bukan di Bonoloyo, Banjarsari. Ini di ruang Anggrek 3 16B. Ingatan ini menggiringku ke setengah tahun yang lalu. Cendana 3 14 B. Masih segar dalam ingatan. Dengan aroma yang sama. Aroma rumah tidak sehat sakit. Rindu dengan ibu. Hari ini jam 8 pagi. "Semoga operasi pagi ini berjalan lancar ya, bulek" gumamku dalam hati. Masih terbersit dalam ingatan, kesalahan-kesalahan konyol yang kulakukan setelah ibuk operasi. Enam bulan yang lalu. Sebelum aku kembali ke pernatauanku yang ketiga, kota Magelang. Masih segar dalam ingatanku, nyetrik
Sudah lama sekali kamu tidak datang. Kamu ke mana saja? Tapi nggak papa kan? Mungkin Yang Maha Kuasa belum mengirimkan takdirnya untuk mempertemukan kita. Ah kamu ini, pandai sekali membuat orang rindu. Awal bulan lalu kamu datang pertama kali setelah jeda panjang itu di kota ini. Aku pun juga tidak bisa bertemu. Aku sedang di kota seberang. Hanya dengar kabar saja kalau kamu datang. Sampai akhirnya, kamu datang lagi. Dengan sepucuk rindu itu, mungkin kamu sengaja menghadangku yang sudah lama ingin sekali bertemu. Aku benar-benar terjebak. Kamu sukses membuatku tidak bergerak. Berhenti di sebuah emperan toko, menantimu menghilang. Yang dinanti-nanti akhirnya kembali. Sore ini kamu datang lagi. Dengan merdu khas suaramu, kamu datang seolah menumpahkan rindu. Ah, merdu sekali. Orang-orang juga merasa nyaman mendengar suaramu. Pohon di seberang jalan itu juga ikut berlenggak-lenggok bak penari yang diiringi lantunan tembang. Rindu membuncah. Pun dengan rindu ini. Akhirnya kita berte
Komentar
Posting Komentar