Diam: Cara Mengasingkan Pikiran

Ada yang datang membawa perih. Peluh, keluh, menjelma gemuruh. Gaduh. Jutaan helai keinginan kian kusut dipikiran. Ketika ingin terkadang berlawanan dengan angin. Tak hanya terkadang, sering, dan hampir selalu. Ketika harus melawan, tapi ini bukanlah pertandingan. Berdamai? Tunggu dulu. Ini bukan permusuhan. Waktu tak ubahlah cinta.

Dah gitu aja.

Jogja, 17 Januari 2019

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Dirampas Kenangan

Menerapkan Meritrokasi dalam Pendidikan di Indonesia, Siapkah?

Merdu Rindu