Kos yang Dirindukan

Samirono Baru 54C, dulu bernama asrama Hadijaya. Tapi akhir-akhir ini kami sering menyebutnya SB-54C. Kos kami memang jauh dari keramaian, tidak terlalu dekat dengan kampus. Beda juga dengan Samirono Lama yang ramai, banyak orang jual makan, dimana-mana ada tempat fotokopi, banyak burjo, ya begitulah, bisa dibilang tempat anak kos banget. Saya tinggal di sini sejak awal 2012. Pindah ke sini sebagai mahasiswa semester dua. Walau jauh dari tempat jual makan, di kos kami ada mbak Yati yang jualan makanan untuk anak kos ini. Rame pokoknya kalo ada mbak Yati, anak-anak kos bahkan mas-mas kos samping juga makan di mbak Yati. Orang keluar masuk kos ada yang tahu. Ada bu Rita, bu Kos kami yang tegas, humoris, dan rame. Meski begitu, kami senang dengan bu Rita.

Kos kami di jalan buntu, rumah tusuk sate kalo orang-orang bilang. Banyak sekali yang kesasar walau sudah ada tanda tulisan merah itu. Mudah sekali beradaptasi di kos ini, seperti dulu aku tinggal di asrama. Teman-teman di sini sudah seperti keluarga. Makan bareng, ngobrol, main bareng, kalo ada masalah di kos dirembug bareng, seperti itulah kami. Budaya musyawarah di sini lekat sekali. Bu Rita pun juga membiasakan jika ada apa-apa yang perlu diomongkan, langsung ke kami.

Keadaan persaudaraan ini tidak berubah sesentipun, Yang beruba hanyalah pemilik kos ini. Ya, karena pembagian warisan, kos ini sudah bukan milik bu Rita lagi. Awal tahun ini sudah menjadi milik pak Sigit, kakak dari bu Rita. Keadaan ini berubah setelah negara api menyerang. Kos kami mulai berubah dari segi pintu masuk yang sudah mirip lawang sewu. Peraturan yang posesif, Bapak kos yang sering keliling untuk kontrol, sampai sejumlah CCTV yang dipasang entah dimana.

Yang kami rindukan adalah musyawah. Memang, kami tak berhak apa-apa atas ini, tapi kami ingin sosialisasi langsung bukan hanya leawat tulisan yang dikirim angin. Kami mah apa atuh, serbuk marimas. Tulisan yang tidak bisa diganggu gugat itu, kalu tidak setuju silahkan keluar. Sh*t. Kami sudah jengah. Bukan alasan untuk menyerah, tapi untuk ini orientasi warga kos dan pemilik kos sudah berbeda. 

Selamat tinggal SB-54 yang menjunjung tinggi musyawarah dan demokrasi.
Judulnya nyadur judul film ^^v

08:00 WIB
Samirono Baru 54C

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Menerapkan Meritrokasi dalam Pendidikan di Indonesia, Siapkah?

Dirampas Kenangan

Merdu Rindu