Seratus delapan puluh menit Untukmu
Suasana kota Solo siang itu tak jauh beda dari biasanya, panas, gerah, mendung, tapi tidak hujan. Dengan langkah gontai aku melangkahkan kaki dari ruangan 16A Paviliun Cendana 2. Sebenarnya hati ini masih berat meninggalkan beliau yang masih belum sadar sempurna dan masih terbaling lemah, sangat lemah di bed yang bersprei hijau itu. Tapi, tugas ditanah rantau sudah harus kembali disapa. Pun dengan sms partner KKN ku yang memintaku segera kembali ke basecamp . Ya, aku sedang manjalani KKN sekaligus PPL di kota Magelang saat ini. Kepulanganku yang malah pulang ke rumah masyarakat kurang sehat ini hanya semata untuk memberi semangat ibuku yang akan menjalani kebebasan dari penyakitnya. Ibuku mau operasi gondok pagi itu. Pagi itu, pukul 07.00 seorang perempuan mengenakan seragam pink menyerahkan baju ganti ke kamar ibuku. “Ini bajunya ya”, katanya. Baju itu berwarna biru endog bebebk sudah agak sedikit nggak biru juga, hanya atasan, tak berkancing, tetapi ada beberapa pasan...